Rabu, 25 September 2019

Konfigurasi IP menggunakan cisco packet tracer

Pengertian IP Address, Fungsi IP Address dan Kelas-kelasnya

Pengertian IP Address – Bagi para pecinta dunia komputer pasti sudah tidak asing lagi dengan kata IP Address. Namun, bagi kebanyakan orang awam yang tidak memahami dunia komputer, IP Address tentunya bukanlah istilah yang familiar bagi telinga mereka. Ada banyak orang awam yang baru mulai mengenal jaringan komputer yang bertanya-tanya mengenai IP Address. Untuk itu, kali ini, kami akan berbagi sedikit informasi mengenai pengertian, fungsi, dan kelas pada IP Address di jaringan komputer.

Pengertian IP Address

IP Adress merupakan deretan bilangan biner di antara 32 bit hingga 128 bit yang dipakai sebagai media untuk mengidentifikasi untuk setiap perangkat komputer yang terhubung pada jaringan komputer (intranet / internet). Bilangan biner 32 bit dipakai untuk setiap IP Address versi IPv4, sedangkan bilangan biner 128 bit digunakan untuk setiap versi IP Address IPv6.
IP Address nantinya akan berguna sebagai data identifikasi setiap device (komputer dan perangkat lainnya) yang terhubung ke jaringan komputer yang memanfaatkan internet protocol sebagai media penghubungnya.
Fungsi IP Address
Setelah mengetahui tentang pengertian IP Address, selanjutnya kami akan menginformasikan beberapa fungsi dasar dari sebuah IP Address, yaitu :
  1. Alat Identifikasi Host atau antar muka pada jaringan komputer
Fungsi IP Address yang pertama adalah sebagai alat identifikasi host ataupun antar muka jaringan komputer. Jika diilustrasikan seperti kehidupan nyata, maka IP Address berfungsi sebagai nama ataupun identitas seseorang. Dalam hal ini, seperti halnya nama, setiap komputer memiliki IP Address yang unik da berbeda antara datu dengan yang lainnya (yang terkoneksi pada satu jaringan komputer).
  1. Alamat Lokasi Jaringan
Fungsi IP Address yang kedua adalah sebagai penunjuk alamat lokasi jaringan. Jika kita ilustrasikan kembali dalam kehidupan nyata, maka IP address dapat diilustrasikan sebagai penunjukkan alamat rumah tempat tinggal seseorang. IP Address akan menunjukkan lokasi keberadaan sebuah komputer, berasal dari daerah mana, ataupun negara mana. Dalam hal ini, seperti halnya dalam kehidupan nyata, ada rute / jalan yang harus ditempuh agar data yang diinginkan bisa sampai ke komputer yang ingin dituju.
Kelas-kelas pada IP Adress
  1. Kelas A
IP Address kelas A digunakan untuk sedikit jaringan dengan jumlah host yang sangat banyak. IP Address kelas ini biasanya digunakan untuk jaringan-jaringan komputer yang tidak terlalu padat lalu lintas trafictnya.
  1. Kelas B
IP Address kelas B digunakan pada jaringan yang berukuran sedikit lebih besar / sedang dari IP Address kelas A.  Network IP kelas B biasanya mampu menampung sekitar 65.000 an host.
  1. Kelas C
IP Address kelas C memiliki kemampuan yang paling besar dibandingkan dengan dua kelas yang sebelumnya. IP Address kelas ini mampu dibentuk oleh lebih dari 2 juta network.
Itulah pengertian IP Address dan beberapa kelas IP Address yang ada di dunia internet. Semoga bermanfaat

Perancangan Jaringan Komputer Sederhana Menggunakan Cisco Packet Tracer

18 Oktober 2012   03:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:43  5366  2 0
Perancangan Jaringan Komputer Sederhana Menggunakan Cisco Packet Tracer
Postingan kali ini kita akan mencoba membuat konfigurasi pembuatan jaringan komputer sederhana yang akan dipasang pada suatu kantor kecil. Pertama-tama kita menyusun device yang terdiri 1 router , 2 access point, 2 switch, untuk lantai 1 yang menggunakan jaringan wire membutuhkan 1 printer dan 5 PC. Sedangkan jaringan wire untuk lantai 2 terdiri dari 5 PC dan 1 printer. Untuk jaringan wireless pada lantai 1 menggunakan 2 laptop, 1 tablet PC, dan 1 PDA, sedangkan lantai 2 menggunakan 4 laptop , 2 tablet PC, dan juga 1 PDA. Pada simulasi kali ini konfigurasinya menggunakan routing IP static. Kemudian antar device yang berbasis wire dihubungkan dengan kabel straight. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Pertama-tama kita menyetting router terlebih dahulu. Caranya klik gambar router lalu pilih config. Yang pertama kita konfigurasi adalah pada port FastEthernet 0/0, maka pilihlah menu Fast Ethernet 0/0, kemudian isilah IP address dan subnet mask-nya seperti pada gambar berikut. Subnet mask disini menggunakan classfull
Yang kedua kita mengkonfigurasi FastEthernet 0/1. Caranya hampir sama seperti kita mengisi pada FastEthernet 0/0.
Untuk pemberian routing RIP sendiri, kita dapat memilih menu RIP dan mengisinya seperti gambar berikut.
Kemudian, karena menggunakan ip static, kita harus mengisi ip address pada PC. IP address pada PC harus 1 class dengan ip address pada router. Pada switch di lantai 1, alamat IP PCnya dengan range 192.168.1.2-192.168.1.6 sedangkan pada printernya diberi alamat IP 192.168.1.9.
penyettingan ip pada salah satu pc yang terhubung di switch lantai1
penyettingan ip pada printer lantai1 Hal yang sama juga berlaku pada switch lantai 2. PC lantai 2 yang berjumlah 5 PC disetting dengan range IP 192.168.2.2-192.168.2.6 dan IP printer 192.168.2.9. Sedangkan untuk access pointnya menggunakan access point PT-N sehingga gadget harus menyetting IP yang satu class dengan routernya. Access point ini tidak memerlukan penyettingan lagi. Hanya nama SSID saja yang harus diganti agar tidak default dan mudah dicari user untuk melakukan koneksi WLAN.
penamaan SSID access point Untuk laptop atau gadget lain yang akan melakukan koneksi harus mengganti IP yang satu class dengan router dan access point seperti berikut.
Nah, setelah semua selesai diberi IP, kita akan mencoba untuk tes koneksi. Misalnya kita mengetes koneksi antara PC 9 ke Laptop 0.
Dengan perintah command prompt, kita akan mengetes koneksi dengan perintah ping seperti gambar berikut.
Ternyata data yang terkirim ada 25% yang loss. Penyebabnya adalah karena pada waktu pengiriman data, sebelumnya terjadi pengiriman paket ICMP terlebih dahulu. Tetapi pada pengiriman berikutnya yang loss sudah 0% alias me-repply semua, itu artinya paket data telah terkirim semua.
Oke, kita telah mempelajari tentang Cisco Packet Tracer serta berlatih membuat jaringan komputer LAN dan WLAN sederhana. Semoga bermanfaat bagi kalian semua. Selamat berlatih :)

Jumat, 06 September 2019

pembuatan booting

Booting merupakan salah satu proses penting/utama didalam sistem komputer. Sebelum sistem operasi dijalankan, komputer harus melewati proses bootingterlebih dahulu agar komputer siap digunakan. Meskipun istilah “booting” terasa familiar, tapi masih banyak pengguna yang belum mengenal lebih dalam mengenai proses booting.
.

Pengertian Booting

Pengertian Booting dan Fungsi Booting
Booting merupakan proses pembacaan seluruh hardware dan software pada sistem komputer saat komputer pertama kali dihidupkan untuk memastikan bahwa komputer siap untuk digunakan. Singkatnya, booting adalah langkah pertama saat pengoperasian komputer. Proses booting ini akan berlangsung secara otomatis saat komputer dihidupkan.
Bagaiaman proses booting berlangsung?
Sebelum komputer memuat sistem operasi, sistem ROM-BIOS (Read Only Memory – Basic Input Output System) atau BIOS yang tertanam pada motherboard di komputer akan memeriksa keadaan komponen komputer.
ROM-BIOS yang biasa disebut sebagai BIOS merupakan suatu memori yang menyimpan beberapa informasi untuk mengecek komponen komputer serta memuat sistem operasi. Informasi yang tersimpan pada BIOS akan tetap ada meskipun komputer dimatikan.

Fungsi Booting

Fungsi dari booting adalah memeriksa semua hardware (perangkat keras) dan perangkat lunak (software) pada sistem komputer. Semua file yang tersimpan didalam chip ROM akan dimuat untuk menjalankan sistem selama proses booting berlangsung.
Lebih jelasnya, selama proses booting, sistem akan membaca semua informasi dari file tersebut yang disimpan ke dalam chip ROM kemudian chip ROM akan membaca semua instruksi yang tersimpan didalam file tersebut. Setelah itu, barulah semua informasi pada sistem akan ditampilkan.
Adapun tahapan awal dari proses booting yang dilakukan oleh sistem operasi adalah bootstrap loader yang berfungsi untuk memeriksa atau melacak semua I/O (input dan output) yang tersambung dengan komputer.

Macam-Macam Booting

Nah, setelah pembahasan mengenai pengertian dan fungsi proses booting, sekarang saya akan menjelaskan tentang macam-macam booting. Ada lima macam booting yaitu cold booting, warm booting, soft booting, hard booting, dan rebooting. Berikut dibawah ini penjelasan dari masing-masing macam bootingtersebut.

1. Cold booting

Proses booting ini terjadi ketika komputer yang mati dihidupkan dengan prosedur yang normal. Pada proses ini, arus listrik akan mengali ke komponen komputer yang sebelumnya dingin (belum dialiri arus listrik) guna menghidupkan komputer. Singkatnya, cold booting ini sama dengan menghidupkan komputer dari awal seperti biasanya.
Disebut sebagai cold booting karena proses booting dimulai dari komponen komputer yang belum dialiri arus listrik sehingga keadaannya dingin.

2. Warm booting

Proses booting ini terjadi ketika komputer yang menyala dihidupkan kembali untuk tujuan tertentu. Komputer dialiri arus listrik kembali setalah arus listrik dimatikan untuk sementara waktu dengan tujuan untuk menghidupkan komputer kembali dari awal.
Disebut sebagai warm booting karena proses ini terjadi setelah komputer berada dalam keadaan menyala atau semua komponen komputer sudah dialiri listrik sehingga suhu komponen komputer tersebut menjadi lebih hangat (tidak sampai panas).
Pengertian Booting - warm booting
Biasanya, warm booting ini terjadi karena pengguna ingin mengatur ulang sistem yang disebabkan oleh program yang rusak/crash ataupun alasan lainnya. Misalnya, Anda ingin memeriksa sektor hard disk drive.

3. Soft Booting

Proses soft booting dengan warm booting cukup mirip yatu terjadi setelah semua komponen komputer dialiri arus listrik (aktif). Hanya saja, proses booting ini dikendalikan oleh sistem secara otomatis dan bukan karena kerusakan program.
BIOS - Soft Booting
Sebagai contoh, Anda melakukan perubahan pada pengaturan BIOS seperti keamanan atau optimasi. Agar perubahan Anda dapat dijalankan maka harus disimpan terlebih dahulu. Setelah itu, komputer akan melakukan restart secara otomatis yang disebut sebagai soft booting.

4. Hard Booting

Proses booting ini biasanya terjadi karena komputer tidak merespon atau diam dalam waktu yang lama alias nge-hang. Sehingga, Anda terpaksa me-restart nya secara terpaksa dengan menekan tombol “Reset” (pada komputer). Pada komputer terdapat dua tombol yaitu “Power” dan “Reset”.
Berbeda dengan tombol “Power” yang jika ditekan lama akan membuat komputer Anda mati, tombol “Reset” akan melakukan reboot atau restart secara paksa. Perlu Anda ketahui, menekan tombol power untuk melakukan “force shutdown” dapat membahayakan kesehatan hard disk drive Anda.
Pada laptop, untuk melakukan restart secara paksa, Anda dapat menekan tombol CTRL + ALT + DEL pada keyboard secara bersamaan lalu tekan dan tahan tombol CTRL sambil mengklik tombol shutdown pada layar secara bersamaan. Klik OK ketika layar konfirmasi tampil.

5. Rebooting

Rebooting artinya mengulang sistem kembali ke awal. Rebooting memiliki kesamaan dengan warm booting, soft booting, dan hard booting yaitu sama-sama terjadi setelah semua komponen komputer dialiri arus listrik (aktif). Beberapa penyebab terjadinya rebooting diantaranya adalah karena sistem tidak merespon, terjadi perubahan pengaturan dari sistem operasi (OS) yang digunakan, dan yang lainnya.